AJANG ASIAN GAMES 2018, SAAT CEBONG DAN KAMPRET KOMPAKAN 2018-08-27 00:00

Opening ceremony yang spektakuler

 

Meskipun gagal mendapatkan ID card wartawan karena sistem aplikasi online yang error dan oknum petugas yang dudul, saya tak lantas kecewa dan memboikot Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang. Malah saya rajin menontonnya hampir setiap hari. Lantas bagaimana tiketnya? Ya beli lah! Jangan kayak orang susah, hahaha. Saya ikut berburu tiket online dibantu kakak dan teman-teman yang juga punya antusiasme yang sama untuk menjadi saksi gelaran akbar 4 tahun sekali ini.

 

Defile negara peserta saat pembukaan Asian Games 2018

 

Saya juga sibuk menjadi kompor di sana-sini dengan selalu mengatakan, “Nanti Asian Games ada lagi di Indonesia pas kita udah metong! Jadi kapan lagi kalau nggak sekarang nontonnya?” Terbukti beberapa teman terprovokasi. Apalagi setelah melihat upacara pembukaan yang sungguh spektakuler. Jadi, meskipun kurang paham aturan main cabang olahraganya, beberapa orang tetap menonton, yang penting ikut merasakan euforia Asian Games. Banyak juga yang japri ke saya untuk tanya gimana bisa dapat tiket, belinya di mana –itu karena mereka melihat saya eksis di Facebook dengan latar foto-foto di venue Asian Games plus cerita-cerita serunya.

 

Ikut senanglah pokoknya saya melihat teman-teman dan banyak orang antusias menjadi bagian dari perhelatan olahraga se-Asia ini. Sekecil apa pun partisipasinya, misalnya dengan hanya datang beli tiket masuk Festival Asian Games di GBK (Gelora Bung Karno) seharga Rp10.000 hanya untuk melihat dan menyelami langsung kemeriahan Asian Games di halaman luas GBK yang penuh dengan gerai para sponsor dan aneka kuliner. Dan dengan tiket festival ini juga mereka bisa ikut nonton bareng pertandingan lewat layar lebar yang disediakan panitia. Pertandingan yang disiarkan biasanya yang favorit seperti bulu tangkis.

 

Tim beregu putra Indonesia di cabang bulu tangkis

 

Kebayang ‘kan serunya nonton bareng, walaupun nggak langsung di venue-nya. Semua membaur jadi satu, meneriakkan yel-yel “IN-DO-NE-SIA... “ Disusul bunyi bruk bruk bruk bruk bruk... yang dihasilkan dari balon tepuk yang diadu. Yang di dalam venue pertandingan tentu lebih heboh lagi karena teriakan mereka langsung didengar para atlet yang berlaga. Selain yel-yel yang kadang juga diganti dengan nama pemain, sering kali juga sekelompok penonton yang kemudian diikuti penonton lainnya menyanyikan lagu “Garuda di dadaku... Garuda kebanggaanku... Kuyakin hari ini pasti menaaaaang...” Juga lagu “Yo ayo... Ayo Indonesia... Kuingin... Kita harus menaaaang...” Tak jarang penonton sestadion juga kompak membuat Mexican Wave.... Untuk yang ini bahkan penonton yang berbeda dukungan pun ikutan. Stadion pun bergelora, meriah dengan gelombang buatan dari barisan penonton yang sambung menyambung.

 

Jonatan Christie, pebulu tangkis yang banyak mendapat dukungan suporter

 

Saat mendukung atlet begini, jamin deh nggak ada yang mempermasalahkan kamu cebong atau kampret. Juga nggak ada yang peduli, atlet yang didukung berasal dari golongan yang sama dengan kita atau nggak. Mau itu Defia Rosmaniar yang berhijab, peraih medali emas pertama bagi kontingen Indonesia dari cabang taekwondo ataupun Lindswell Kwok yang bermata sipit, peraih medali emas dari cabang wushu, semua ikut bangga, ikut senang. Tak ada perbedaan dan apalagi permusuhan di antara kita. Semua kompak bersatu padu demi kebanggaan Indonesia. So sweet ya..... Coba kalau bisa begini terus....

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment