JEJAK SANG MAESTRO GAMELAN DI LERENG MERBABU 2018-12-05 00:00

 

Indonesia adalah negara yang besar dan plural. Dengan kebhinekaannya beberapa rekor telah dicetak Indonesia, salah satunya sebagai negara dengan jumlah suku terbanyak di dunia yakni 1.340 suku bangsa. Dari angka tersebut, kelompok suku terbesar didominasi suku Jawa dengan angka 41% yang tersebar ke berbagai pulau di Nusantara.

 

Dalam hal kebudayaan, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur merupakan provinsi yang masih sangat terasa aroma budaya Jawanya. Hal tersebut tertuang dari beberapa jenis kesenian daerah seperti sendratari Ramayana maupun pertunjukan wayang kulit yang diiringi alunan musik tradisional gamelan.

 

Gamelan sendiri merupakan seperangkat alat musik tradisional yang terdiri dari demung, saron, peking, bonang, gambang, kendang dan gong yang dimainkan secara bersamaan oleh kelompok yang beranggotakan beberapa orang. Meski zaman sekarang kesenian gamelan seolah terlupakan, kesenian ini masih bisa dijumpai terutama di daerah pedesaan.

 

Baca juga: "Uniknya Rumah Kurcaci di Lereng Gunung Merbabu"

 

Seperti misalnya yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini. Adalah Ki Suripto, maestro gamelan yang masih aktif menekuni hobi bermain serta memproduksi gamelan. Memasuki usia 92 tahun, ia tak lantas berhenti berkarya, walaupun pendengarannya sudah berkurang. Dengan peralatan sederhana ia mampu mencetak beberapa perangkat gamelan yang didominasi laras Slendro dan Pelog.

 

Gamelan buatan Ki Suripto sangat populer, beberapa di antaranya dijual di sekitaran Jawa Tengah hingga luar Pulau Jawa. Ki Suripto merupakan pribadi yang ramah, beberapa kali ia bercerita tentang masa mudanya, masa-masa ia masih sangat produktif menciptakan gamelan yang dilakoninya sejak tahun 1939.

 

 

Saat ini Ki Suripto tinggal berdua bersama istrinya Ibu Tutiyem di rumahnya yang sederhana. Bila tertarik untuk memesan gamelan, bisa langsung mengunjungi rumah Ki Suripto yang berada di tepi jalan raya Salatiga-Kopeng tepatnya di sebelah SD Sumogawe. Tempat ini bisa diakses melalui Bandara Ahmad Yani Semarang maupun Bandara Adi Sumarmo Solo dengan jarak kurang lebih sama yakni sekitar 75 km atau membutuhkan waktu 2 jam berkendara.

 

Teks: Arief Nurdiyansah Foto: Clara Soca Atisomya
Comment