WINGKO BABAT, BENARKAH BERASAL DARI SEMARANG? 2018-09-26 00:00

 

Dalam hal budaya, bahasa, wisata maupun kuliner tiap daerah pasti memiliki keunggulan tersendiri. Kali ini MyTrip akan mengulas sedikit mengenai salah satu kuliner legendaris di Pulau Jawa yakni wingko. Wingko adalah camilan manis yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula. Lalu dari mana wingko berasal?

 

Baca juga: “5 Kudapan Khas Semarang


Kebanyakan orang berpikir wingko berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Hal yang lumrah karena Semarang memang merupakan kota yang menyajikan berbagai jenis camilan termasuk wingko ini. Tetapi siapa sangka, wingko ternyata bukanlah berasal dari Semarang. Adalah sebuah Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang menjadi daerah kelahiran wingko. Hingga akhirnya munculah istilah Wingko Babat sebagai penegasan bahwa Wingko berasal dari Babat.

Jika mengutip dari sejarah, tertulis bahwa wingko pertama kali muncul di Semarang sekitar tahun 1946. Berawal dari suasana mencekam Perang Dunia II, seorang wanita bernama Loe Lan Hwa beserta suaminya The Ek Tjong (D. Muljono) dan kedua anaknya yang kala itu bertempat tinggal di Babat, memutuskan untuk mengungsi ke Semarang. Adapun latar belakang yang menyebabkan mereka mengungsi adalah Babat sedang dilanda musibah peperangan hingga keluarga ini berniat untuk mencari tempat tinggal lain yang lebih aman.

Di tempat tinggalnya yang baru Ibu Loe Lan Hwa mulai mengenalkan wingko. Dengan dibantu oleh suaminya, beliau membuat serta menjual wsingko dengan cara diantar ke rumah-rumah warga atau dititipkan di toko-toko makanan di Stasiun Tawang Semarang. Wingko jajanan yang dibuat Ibu Loe Lan Hwa memang masih baru, namun mendapat respons positif dari masyarakat Semarang. Hingga akhirnya beliau menyebutkan bahwa nama makanan tersebut adalah wingko serta menambahkan kata Babat sebagai penghargaan terhadap kampung halaman yang sudah membesarkannya, maka lahirlah nama Wingko Babat.

 

Baca juga: “20 Makanan Lokal Wajib Cicip di Indonesia (bagian 1)

Seiring berjalannya waktu permintaan wingko pun semakin tinggi. Hal tersebut membuat Bapak The Ek Tjong pada tahun 1958 mendaftarkan merek dagang untuk produk wingko dengan nama Wingko Babad Kereta Api. Sejauh ini belum ada sumber yang menjelaskan maksud dari penggantian huruf T menjadi huruf D pada kata Babad di merek dagang tersebut. Namun meskipun demikian, produk ini tetap eksis hingga sekarang. Itulah yang membuat banyak orang berpikir bahwa Wingko berasal dari Semarang.

Sementara bagaimana keadaan wingko di Babat saat ini? Jika berkunjung ke Babat, pastilah akan banyak dijumpai penjual wingko. Ada yang menjualnya di pinggir-pinggir jalan, di pasar, dan ada pula yang menjualnya di toko modern, salah satunya adalah toko Wingko Loe Lan Ing. Wingko produksi Loe Lan Ing ini dibuat tanpa bahan pengawet dan mampu bertahan selama 6 hari. Rasanya kurang sempurna kalau berkunjung ke Babat tanpa membawa wingko yang benar-benar asli dari Babat ini.  Bisa untuk oleh-oleh maupun dimakan sendiri.

 


 

Adakah hubungan antara Wingko Loe Lan Hwa versi Semarang dengan Wingko Loe Lan Ing asli Babat? Coba silakan mengecek bungkus Wingko Babad Kereta Api yang diproduksi Ibu Loe Han Hwa di Semarang. Di bungkus tersebut tertera nama “d/h Loe Soe Siang” yang mana Loe Soe Siang adalah ayah dari Loe Lan Ing dan Loe Lan Hwa. Beliaulah yang kali pertama memperkenalkan wingko di Babat Kabupaten Lamongan hingga melegenda sampai sekarang.

Jika ingin mencicipi Wingko Loe Lan Ing lokasinya berada di Jalan Raya Babat No. 189, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dari Bandara Juanda Sidoarjo Surabaya sebagai gerbang masuk terdekat, selanjutnya sewalah kendaraan untuk menuju lokasi dengan jarak sekitar 95 km atau butuh waktu sekitar 3 jam.

 

Teks & Foto: Arief Nurdiyansah
Comment