TAHUKAH ANDA MAKNA DI BALIK RITUAL MENGADU HIDUNG DI NEW ZEALAND? 2018-03-22 00:00

Salam hongi khas suku Maori

 

New Zealand dikenal sebagai negeri yang memiliki alam yang luar biasa indah dan budaya unik suku Maori, penduduk asli New Zealand. Keunikan budaya ini dialami langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke New Zealand baru-baru. Presiden Joko Widodo menikmati upacara penyambutan di mana beliau bertukar salam hongi dengan para tetua Maori. Apa itu hongi, dan apa lagi tradisi Maori yang unik?

 

Disambut dengan Powhiri

Powhiri, sambutan resmi dan tampilan keramahan Maori (Manaakitanga), merupakan sisi unik budaya Maori. Powhiri biasanya dimulai dengan wero (tantangan) di luar marae. Seorang pejuang dari tangata whenua (tuan rumah) akan menantang manuhiri (tamu), untuk melihat apakah mereka adalah teman atau musuh. Dia mungkin membawa taiaha (senjata yang menyerupai tombak), dan akan meletakkan rautapu (tanda) --seringkali berupa cabang kecil– untuk diambil para pengunjung sebagai simbol bahwa mereka datang dengan damai.

 

Karanga (panggilan) kemudian dilakukan, diikuti oleh pidato dan nyanyian. Untuk mengakhiri proses formal, pengunjung dan tuan rumah akan saling menyapa dengan hongi -seremonial menyentuh hidung, yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, diikuti dengan pembagian kai (makanan) di antara orang-orang yang terlibat.

 

Presiden Joko Widodo melakukan hongi

 

Musik, Tari, dan Seni

Tampilan budaya Maori yang paling terkenal adalah haka, seruan saat perang tradisional yang dipopulerkan oleh All Blacks, tim rugbi New Zealand, saat mereka melakukan tantangan sebelum pertandingan rugbi. Haka menampilkan wajah garang yang datang dari rasa bangga, serta sebagai simbol kekuatan dan persatuan suatu suku. Menyaksikan langsung haka akan membuat bulu kuduk merinding saking menakjubkannya.

 

 

Keterampilan mengukir dan menenun datang dari kebutuhan gaya hidup yang praktis oleh suku tradisional Maori. Tidak ada bahasa tertulis untuk Maori, sehingga sejarah dan whakapapa (silsilah keluarga) diceritakan melalui whakairo (ukiran) di marae (tempat pertemuan Maori). Ukiran di depan whare whakairo (rumah pertemuan yang penuh dengan ukiran) misalnya, menceritakan sejarah marae dan leluhur marae yang merupakan sosok di puncak.

 

Pesta Tradisional Maori

Secara tradisional, orang-orang Maori memasak di lubang bawah tanah yang disebut Hangi. Makanan Hangi awalnya dibungkus dengan daun rami, tetapi Hangi yang lebih modern biasanya mengganti dedaunan dengan kain, aluminium foil, dan keranjang kawat. Maori percaya bahwa bumi adalah sumber kehidupan, di mana dari tanah datang makanan dan makanan yang sama dimasak di dalam bumi.

 

Cara memasak tradisional 

 

Proses pembuatan hidangan Hangi adalah dengan meletakkan keranjang kawat yang berisi makanan pada batu panas di dasar lubang. Makanan tersebut ditutupi dengan kain basah dan gundukan tanah agar panas dapat menjalar dengan cepat dari batu ke makanan. Makanan Hangi dibiarkan di lubang selama tiga hingga empat jam, tergantung jumlah makanan yang dimasak.

 

Hidangan tradisional Hangi biasanya menggunakan ikan, ayam, dan tanaman umbi sebagai bahan utama, namun kini dapat ditambah dengan aneka daging, kentang, labu, kol, dan berbagai macam bahan isian lainnya. Hasil dari proses masak yang panjang ini adalah daging yang empuk dan sayuran yang lezat, di mana semuanya beraromakan asap.

 

Mengukir Warisan pada Permukaan Kulit

Ta moko –seni tato Maori– merupakan sebuah pernyataan identitas dan peninggalan budaya yang unik. Seni tersebut mencerminkan whakapapa (silsilah keluarga) dan sejarah pribadi seseorang. Pada zaman dahulu, Ta moko memiliki makna penting untuk mengetahui status sosial, pengetahuan, kemampuan, serta kelayakan seseorang untuk menikah. Para pria biasanya mengenakan moko di wajah, bokong, dan paha mereka, sementara para wanita mengenakannya pada bibir dan dagu mereka. Moko juga dapat dikenakan pada bagian tubuh yang lain, termasuk dahi, leher, punggung, perut, dan betis.

 

Seni tato Maori

 

Kini moko memiliki makna kebangkitan dalam bentuk tradisional dan modern. Apabila desain Maori digunakan untuk alasan estetika tanpa adanya makna tradisional, maka hal tersebut dinamakan dengan kirituhi atau seni kulit.

 

Merasakan Langsung Tradisi Maori

Tempat terbaik untuk menyatu dengan budaya Maori adalah di marae. Berbagai tur di seluruh New Zealand, termasuk Northland, Auckland, Rotorua, dan Canterbury, menyediakan sambutan tradisional ala M?ori untuk ke marae, di mana Anda dapat mendengar pidato dan nyanyian Maori, melihat rumah pertemuan yang penuh dengan ukiran, bertemu warga lokal (Anda akan menyapa mereka dengan ritual tradisional saling menempelkan hidung di saat yang bersamaan), dan menikmati hidangan Hangi yang dimasak dengan oven bumi.

 

Jangan ketinggalan untuk mengunjungi Te Puia, Insitusi Seni dan Kerajinan Maori (Maori Arts & Crafts Institute) di Rotorua, di mana pengunjung berkesempatan untuk melihat pertunjukan budaya Maori, kiwi hidup, tempat pemandian lumpur hangat, tanaman asli New Zealand, serta Sekolah Nasional Ukiran dan Tenun Kayu (National Schools of Wood Carving and Weaving).

 

Anda juga dapat mengunjungi Whakarewarewa Living Thermal Village, desa Maori di Rotorua yang otentik dan masih aktif dengan berbagai tempat pemandian air panas di sekitarnya. Di sini pengunjung dapat merasakan adat-istiadat, tradisi, dan cara hidup orang Maori di lingkungan asli mereka.

 

Untuk pengalaman yang penuh dengan sejarah, kunjungi Waitangi Treaty Grounds di Bay of Islands. Tempat ini merupakan lokasi bersejarah yang terkenal, di mana dokumen penemuan New Zealand ditandatangani pada tahun 1840: Perjanjian Waitangi. Treaty Grounds menghadirkan Museum Waitangi Te Kongahu, Treaty House, rumah pertemuan yang penuh dengan ukiran, dan kano perang seremonial yang terbesar di dunia.

 

Teks & Foto: Tourism New Zealand
Comment