DI MUSEUM TOILET INILAH TINJA MENJADI POO-TIFUL 2019-08-21 00:00

Karpet di pintu masuk Toilet Museum

 

Apa? Toilet ada museumnya?? Mungkin begitulah respons spontan banyak orang begitu mendengar ada Toilet Museum. Padahal sejak tahun 1992 sudah ada lho museum toilet pertama di dunia, namanya Sulabh International Museum of Toilets di New Delhi, India. Tapi bukan museum toilet itu yang akan diulas di sini, melainkan Toilet Museum alias Haewoojae di Kota Suwon, Korea, yang resmi dibuka tahun 2010.

 

Baca juga: "Itinerary Eksplor Korea 7 Hari"

 

Di museum yang menceritakan sejarah perkembangan toilet ini terlihat ada replika tinja di mana-mana. Dibuat sedemikian rupa menjadi “poo-tiful” --maksudnya beautiful. Pendirinya memang bertekad membuat toilet tercantik di dunia. Nggak percaya? Mari menyusurinya lewat tulisan ini.

 

DISAMBUT GAMBAR TINJA DI LANTAI

Begitu melangkahkan kaki ke pintu masuk museum berlantai dua ini kita langsung disambut gambar tinja kuning cukup besar di karpetnya. Woww... Seru nih museum.

 

Disambut gambar tinja di pintu masuk

 

Pemandu lalu menjelaskan sejarah toilet dan perkembangannya di seluruh dunia, serta ilmu pengetahuan tentang toilet, sambil menunjukkan panel-panel di dinding dan display-display di kotak kaca. Lantai pertama Toilet Museum ini memang zona History of Toilet dan Science in Toilet. Salah satunya yang menarik, toilet bowl hadiah dari Jepang.

 

Toilet bowl pemberian Jepang

 

TOILET TEMBUS PANDANG DI TENGAH BANGUNAN

Inilah keistimewaan museum ini dibandingkan yang di India. Ada toilet persis di tengah bangunan dan ini adalah toilet asli rumah yang dulunya didiami Walikota Suwon bernama Sim Jae Duck. Mr Sim yang akhirnya dikenal dengan sebutan Mr. Toilet ini mengubah rumah tinggalnya menjadi berbentuk toilet (bisa dilihat dari roof top Haewoojae Culture Center yang berada tepat di seberangnya) pada tahun 2007, dan kemudian menyerahkan rumah yang disulap menjadi Toilet Museum ini kepada pemerintah kota Suwon pada tahun 2009. Lalu dibuka untuk umum tahun 2010.

 

Bentuk bangunannya seperti toilet dan ada replika tinja besar di depannya

 

Mengapa di rumahnya Mr. Sim meletakkan toliet di tengah-tengah? Biasanya nasib toilet di pojok rumah, ya ‘kan? Rupanya ini ada kaitannya dengan filosofi Mr. Sim tentang ritual membuang hajat. Dari awal Mr. Sim memang sangat perhatian pada soal lingkungan dan budaya, dan yang menjadi fokusnya adalah toilet. Toilet baginya tak hanya sekadar tempat membuang hajat, tapi juga tempat bermeditasi, beristirahat, mengamati sekitar, yang membuat orang merasa segar kembali setelah keluar darinya.

 

Jadi karena filosofinya itulah Mr. Sim membuat toilet di tengah bangunan, plus diberi jendela besar tembus pandang. Hah? Sumpe lo? Iya... Jadi Mr. Sim senang mengamati anggota keluarganya beraktivitas saat dia duduk di toilet melepas hajat melalui jendela seukuran pintu yang tembus pandang tepat di hadapan toilet. Lalu anggota keluarganya juga bisa melihat aktivitasnya di dalam toilet dong? Ya nggak lah! Dia bikin jendelanya tembus pandang ke satu arah. Tapi bila diperlukan, tinggal mengklik saklar di dinding, voila... maka kacanya berubah menjadi tembus pandang dua arah. Keren ya!

 

Jendela kaca saat diburamkan

 

Dari dalam bisa melihat keluar, dari luar nggak bisa melihat ke dalam

 

Nah, nama Haewoojae sendiri berasal dari kata “Haewooso” yang merupakan sebutan untuk toilet di kuil-kuil Buddhis di Korea, yang arti harfiahnya adalah “tempat di mana Anda bisa melepaskan segala kecemasan”.

 

O ya fakta unik lainnya adalah: Mr. Sim lahir di toilet di rumah neneknya lho!

 

Baca juga: "Menyambangi Negeri Song Joong Ki dan Song Hye Kyo (Bagian 1)"

 

ADA DEWI TOILET DI LANTAI DUA

Lantai dua dijadikan Special Exhibition Hall. Di sini kita bisa menemukan gambar-gambar dan penjelasan mengenai dewa-dewa yang diyakini orang Korea, salah satunya Dewi Toilet. Agar kunjungan menjadi berkesan, Anda bisa mengambil kartu lebar yang disediakan di dekat tangga naik dan menstempelnya di mesin stempel yang disediakan juga. Ada 3 spot yang berbeda untuk stempel ini.

 

Stempel di sini untuk menandai kunjungan Anda

 

Jangan kaget juga kalau melihat ada replika tinja di dalam lubang toilet di salah satu sudut di lantai dua. Replika tinja yang sangat besar juga terlihat di bagian depan luar bangunan.

 

Bagaimana reaksi Anda melihat ini?

 

ANEKA TINJA ‘BERCECERAN’ DI TAMAN

Selesai menjelajahi dua lantai museum, jangan langsung pulang karena masih ada Toilet Culture Park. Anda bakal terhibur, tertawa-tawa, mungkin juga geli-geli penasaran demi melihat ada banyak sekali dipajang jenis toilet, berikut “isi-isinya”.

 

Ada bayi yang digendong ibunya tengah buang hajat di atas ember dan ada anjing di depannya tengah menanti jatah kotoran si bayi.

 

Patung bayi pup ditunggui anjing

 

Yang lucu juga ada 5 patung manusia yang masing-masing tengah melakukan aneka adegan pup. Coba lihat ke bagian belakang patung anak kecil yang sedang nungging deh! Anda akan terkaget-kaget geli melihat ada ‘kotoran’ sedang keluar dari bokongnya. Hiyyyy....

 

Aneka gaya pup

 

Pokoknya walaupun tamannya nggak luas-luas amat, luangkan waktu yang cukup untuk mengelilingi taman ini dan temukan hal-hal unik lainnya.

 

O ya, masuk ke museum ini gratis. Jam bukanya: 10.00-18.00 (Maret-Oktober), 10.00-17.00 (November-Februari). Museum tutup tiap Senin atau Selasa jika ada tanggal merah yang jatuh hari Senin, 1 Januari, Tahun Baru Imlek, dan Chuseok (pesta panen, sekitar mid September).

 

TENTANG KOTA SUWON

Kota Suwon terletak 30 km di selatan Seoul, ibu kota Korea Selatan. Dapat dicapai dengan berkendara selama 40-60 menit, atau lebih cepat kalau naik kereta. Suwon merupakan salah satu kota terpadat di Korea selain Seoul tentunya.

 

Objek wisata utama di Suwon adalah Hwaseong Haenggung Palace dan Suwon Hwaseong Fortress. Benteng kota Suwon ini adalah satu-satunya tembok kota atau benteng yang masih utuh di Korea. Para pecinta sejarah kudu deh datang ke Suwon karena banyak cerita sejarah menarik dari kota ini.

 

Tenang, panduan lengkap tentang Suwon akan dimuat di MyTrip vol 40 (Okt-Nov 2019). Tunggu saja...

 

Teks dan Foto: Mayawati NH
Comment