NGAWI JUGA PUNYA BENTENG, NAMANYA FORT VAN DEN BOSCH 2018-11-13 00:00

 

Ngawi, sebuah kota kecil di ujung barat Provinsi Jawa Timur sekaligus menjadi kabupaten yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Ngawi sendiri berasal dari bahasa sansekerta Awi yang berarti bambu, karena dulunya di sana memang tumbuh banyak sekali tumbuhan bambu.

 


Dalam hal pariwisata Ngawi mengusung slogan Ngawi Ramah, hal ini merujuk pada karakter orang Ngawi yang terkenal dengan keramahannya terhadap siapa pun. Di Ngawi terdapat satu tempat wisata andalan berupa bangunan peninggalan masa penjajahan Belanda, yakni sebuah benteng yang dikenal dengan nama Fort Van Den Bosch.


Fort Van Den Bosch terletak di kawasan Komplek Angicipi Batalyon Armed 12, Desa Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Benteng yang biasa disebut Benteng Pendem ini berukuran 165 m x 80 m dengan luas 15 ha.

 


Jika ditelusuri sejarahnya, benteng ini dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Johannes Van Den Bosch pada tahun 1839-1845 dan dinamai sama dengan nama pemimpinnya saat itu, Van Den Bosch.

 


Lokasi dibangunnya Fort Van Den Bosch sangat strategis. Posisinya merupakan pertemuan 2 sungai besar yakni Sungai Bengawan Solo dengan Sungai Madiun, di mana kala itu merupakan jalur lalu lintas sungai yang bisa dilalui oleh perahu-perahu yang cukup besar sampai jauh ke bagian hulu.


Pada abad ke-19 Ngawi adalah pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur. Perahu-perahu tersebut membawa berbagai macam hasil bumi berupa rempah-rempah dan palawija dengan rute Surakarta atau Madiun menuju Ngawi dan berakhir di Gresik.


Kondisi benteng saat ini bisa dibilang cukup terawat, namun bila dibandingkan dengan Fort Vredeburg di Yogyakarta atau Fort Rotterdam di Makassar, kondisinya jauh dari kata baik. Di sana masih ditemui bagian-bagian yang tampak rusak dan terbengkalai bahkan ada yang menjadi sarang kelelawar.

 

Baca juga: "Sayang Banget ke Makassar Kalau Nggak Mampir ke Fort Rotterdam"


Walaupun demikian, destinasi wisata sejarah ini sangat digemari berbagai kalangan, mulai usia muda hingga orang tua. Selain untuk berfoto, tempat ini kerap pula dimanfaatkan untuk foto prewedding. Mengenai fasilitas, Fort Van Den Bosch sudah dilengkapi dengan mini cafe, mushola, tempat bermain anak dan toilet umum.


Tempat ini bisa diakses dengan mudah melalui Bandara Adi Sumarmo Solo yang terletak di Boyolali dengan jarak 96 km atau sekitar 2 jam berkendara. Untuk biaya tiket masuk adalah Rp5.000 dan biaya parkir Rp3.000 sementara benteng mulai beroperasi pada pukul 08.00 hingga 17.00 setiap harinya.





 

 

Teks dan foto: Arief Nurdiyansah
Comment