TEMPAT DI MANA KAWAH DAN CANDI SALING INTIM 2016-04-04 00:00

Kawasan wisata Dieng yang terletak di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah sangat tersohor ke seluruh pelosok nusantara. Apa sih keistimewaannya? Dataran tinggi Dieng laiknya sebuah harmoni musik yang komplit, indah dan menawan. Harmoni antara keindahan alam pegunungan yang hijau,  Telaga Warna yang berdampingan mesra dengan Telaga Pengilon, serta Kawah Sikidang yang menyemburkan aroma belerang “berhadapan intim” dengan komplek  Candi Arjuna. Belum lagi pesona sunrise di Desa Sikunir atau di Gunung Prau. Komplit kan? Nggak salah bila tempat itu bernama Dieng. Gabungan dua kata dalam Bahasa Kawi yakni “di” yang berarti tempat atau gunung dan “Hyang” yang bermakna dewa. Dieng berarti gunung atau tempat  bersemayamnya para dewa-dewi. 

Cara Ke Sini:

Dari Jakarta ke Dieng bisa dengan berbagai moda transportasi:

Kereta Api: Dari Jakarta ke Purwokerto. Mulai dari kelas argo, bisnis hingga ekonomi. Ada yang jurusan Jakarta–Solo, Jakarta–Yogyakarta ataupun Jakarta–Cilacap, semua berhenti di Stasiun Purwokerto. Dari Purwokerto tinggal carter mobil ke Dieng dengan waktu tempuh 2,5-3 jam.  

Pesawat: Dari Jakarta menuju Yogyakarta. Dari Yogyakarta sewa mobil ke Dieng +/-4 jam.

Bus: Dari Jakarta menuju Wonosobo. Bisa lanjut dengan kendaraan umum menuju Dieng (Wonosobo – Dieng).

Tips:

Kalau ingin irit, dari Purwokerto atau Yogyakarta bisa naik travel jurusan Wonosobo. Minta dijemput di stasiun atau bandara. Biasanya ada tambahan biaya. Minta diturunkan di Terminal Wonosobo. Dari terminal naik bus umum menuju Dieng.

Penginapan:

Penginapan dan tempat makan nggak sulit dicari baik di Dieng-nya maupun di Wonosobo-nya. Memang belum ada hotel berbintang di Dieng, cukup losmen atau pondok, tapi tetap nyaman. Kalau di Wonosobo ada hotel bintang 3. Jangan lupa bawa pakaian hangat bila menginap di Dieng terutama bila ingin menikmati sunrire.

Wisata di Dieng

Telaga Warna dan Telaga Pengilon

Ada dua telaga di Dieng  yang bila dilihat dari puncak seperti berdampingan mesra yakni Telaga Warna dan Pengilon. Dinamakan Telaga Warna karena airnya sering kali berubah-ubah warnanya bila terkena sinar matahari. Perubahan warna telaga  itu disebabkan kandungan belerang dalam dasar telaga. Di sekitar lokasi telaga terdapat beberapa goa seperti Goa Semar, Jaran serta sumur.

Sedangkan Telaga Pengilon berarti cermin, karena konon dulunya airnya jernih bisa untuk ngilo (Bahasa Jawa, artinya bercermin). Cuma, sejak masyarakat Dieng membudidayakan tanaman kentang, air telaga ini jadi keruh karena kentang tidak bisa menahan arus air yang membawa tanah masuk ke telaga.

Tips:

Lokasi paling tepat melihat Telaga Warna sekaligus Pengilon adalah di area Bukit Ratapan Angin, sebuah bukit yang letaknya di area Dieng Volcanic Theater.

Kawah Sikidang

Kawah beraroma belerang ini cukup  luas. Semburan asap dari belerang menjadi pemandangan utama. Karena baunya menyengat, disarankan pakai masker.

Kompleks Candi Arjuna

Kompleks Candi Arjuna diketemukan pada abad ke-18 oleh seorang Belanda bernama Theodorf Van Elf. Luasnya sekitar 1 hektar. Cuma letak candi-candi di Dieng menyebar, walaupun satu sama lain berdekatan. Hanya Candi Bima yang letaknya agak jauh dari lokasi utama candi.

Kompleks candi terbesar adalah Candi Arjuna, yang di dalamnya terdapat Candi Srikandi, Sembrada, Semar, serta Puntadewa. Tidak jauh dari situ ada Candi Setyaki. Sedangkan Candi Gatotkaca terletak di pinggir jalan raya dekat pintu utama.

Di seberang jalan kompleks candi terdapat Museum Dieng Kaliasa yang menyimpan artefak yang memberi informasi mengenai sejarah, budaya dan adat istiadat masyarakat Dieng.

Teks Adi Pamungkas Foto Adi Pamungkas & Barry Kusuma
Comment