KALAU KE LAMPUNG, JANGAN LUPA KE PANTAI GIGI HIU 2017-01-23 00:00

 

Lampung nggak cuma punya Teluk Kiluan dan Pahawang yang sudah duluan ngetop. Ada satu lagi nih yang nggak kalah “pecah”-nya, yakni Pantai Gigi Hiu. Oleh masyarakat lokal lebih dikenal sebagai Pantai Pegadungan atau Karang Pegadungan. Ada juga yang menyebutnya Pantai Batu Layar. Lokasi tepatnya di Desa Pegadungan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Kalau Trippers ke Lampung, mampir deh ke pantai ini.

 

APA KERENNYA PANTAI INI?

Pantai ini menawarkan panorama berbeda dengan pantai pada umumnya. Gugusan batu karang berbentuk lancip yang tertata alami di dekat bibir pantai yang sering kali diempas ombak jadi pemandangan tak biasa dan sangat fotogenik! Kalau sudah melihat dijamin terpana.

Paling pas datang menjelang sunrise ataupun sunset karena jatuhnya mentari yang menyirami deretan karang itu membuat semuanya terlihat ciamik untuk dipotret. Belum lagi warna-warni langit yang menjadi latar. Nggak heran tempat ini kini jadi buah bibir dan jadi buruan baru penggemar fotografi. Di luar urusan jeprat-jepret, pantai ini juga asyik kok buat berpelesir menikmati kesunyian. 

 

Paling pas datang menjelang sunrise ataupun sunset

 

KENAPA NAMANYA GIGI HIU?

Apakah banyak ikan hiu mempertontonkan giginya di pantai ini? Nggak koook... Nggak ada seekor hiu-pun di sini. Namanya diambil dari bentuk batu-batu runcing yang menyerupai gigi hiu.

 

Bentuk batu-batunya menyerupai gigi hiu

 

BAGAIMANA CARA KE SANA?

Gampang-gampang susah sih. Karena lokasinya memang ngumpet. Yang penting sih harus siap berpetualang. Tapi seru kok. Apalagi kita akan menyisir perbukitan dengan pemandangan ciamik lautan dari ketinggian.
 

Pantai lain yang dilalui sebelum sampai di Pantai Gigi Hiu

 

Dari Jakarta bisa terbang atau berkendara (plus naik feri) ke Bandar Lampung. Setelah itu ada 2 opsi:

  1. Rute favorit. Arahkan kendaraan langsung ke Teluk Kiluan (80 km dari Bandar Lampung). Keluar dari gerbang utama Kiluan, ada jalur menanjak di bagian kiri, ikuti aja. Dari sini tinggal 5 km lagi. Tapi jangan keburu senang dulu. Jalanannya semakin rusak. Sebaiknya sih parkir aja kendaraan di Kiluan lalu naik ojek (Rp 200.000 PP). Soalnya medannya memang sulit. Jalanan tanah bercampur batu yang bergelombang naik turun melintasi bukit itu butuh dilewati dengan ketrampilan apalagi pas musim hujan. Kalau ada apa-apa ‘kan repot. Total perjalanan sekitar 4 jam.
  2. Dari Bandar Lampung arahkan kendaraan ke Padang Cermin, lalu susuri terus ke Bawang hingga Kampung Kelumbayan, desa terdekat dengan pantai ini. Rute ini sebenarnya sih nggak lebih baik. Medannya tetap berat. Kelebihannya hanyalah karena memangkas rute. Jadi tetap disarankan menggunakan jasa ojek (dari Kampung Kelumbayan) untuk melanjutkan perjalanan hingga ke pantai.

 

Pengemudi ojek juga bisa kita jadikan penunjuk jalan. Karena letaknya memang agak tersembunyi di balik hutan kecil berupa semak belukar, jauh dari perkampungan. Jadi di sana nggak ada orang yang bisa ditanya-tanya. Aksesnya melintasi hutan itu akan berujung di satu titik buntu di mana kita harus melanjutkan dengan berjalan kaki 250-300 m (+/-20 menit). Kalo ditotal +/-60 menit lah sejak berangkat dari titik pemberangkatan di Kiluan/Pegadungan. Jadi kalau tiba kesorean harus memperhitungkan banget waktu karena nggak ada penerangan jalan. Pastikan pengojek menunggu (kalau nggak menginap) di titik penjemputan atau buatlah kesepakatan waktu penjemputan.

 

ADAKAH PENGINAPAN DI SEKITARNYA?
Sayangnya belum ada. Paling memungkinkan hanyalah menumpang di rumah penduduk. Itu pun jaraknya lumayan jauh. Penginapan terdekat hanyalah homestay ataupun guesthouse yang tersebar di Teluk Kiluan. Makanya, tempat inilah yang paling disarankan untuk bermalam, memarkir kendaraan roda empat, mempersiapkan bekal ataupun keperluan lain.

 

MUDAHKAH CARI MAKANAN ?
Karena tempatnya terisolir, sangat mustahil mencari warung/penjual makanan. Sebaiknya isi perut dulu di desa terdekat (Teluk Kiluan atau Pegadungan) atau bawa bekal (terutama air mineral) yang cukup. Kalau nggak mau repot bisa minta tolong pengojek untuk membelikan makanan.

 

KEMPING BOLEH NGGAK?
Boleh aja. Kalau weekend biasanya ada 1-2 kelompok pelancong yang berkemah di sekitar pantai ini. Yang penting jaga diri baik-baik dan siapkan peralatan. Kalau nggak mau ribet sewa aja peralatan berkemah dari pemilik homestay di sekitar Teluk Kiluan.

 

KAPAN WAKTU TERBAIK BERKUNJUNG?
Jangan datang saat musim hujan karena jalanan licin dan berlumpur. Perjalanan akan lebih lama dan tentunya lebih berisiko.

 

IDEALNYA BERAPA LAMA DI SINI?
Jika ingin melihat dan memotret sunset serta sunrise idealnya sisihkan waktu 2 hari 1 malam. Paling praktis kemping di dekat pantai karena perjalanan pulang pergi kurang efisien dan minimnya  penerangan jalan. Tetapi kalau waktu memang terbatas, satu hari tanpa menginap tetap masih OK kok.

 

SELAIN UNTUK FOTOGRAFI, KEGIATAN LAIN APA YANG BISA DILAKUKAN?

Keren buat difoto


Pantai ini memang lebih banyak dikunjungi pehobi fotografi lansekap. Maklum panoramanya memang OK banget. Karakter alamnya sayangnya kurang ideal untuk kegiatan bahari seperti snorkeling dan berenang. Ombaknya cukup besar dengan karang-karang tajam di sekujur pantai.  Kalau tetap ingin nyebur pastikan berada di sisi lain yang lebih berombak tenang. Hati-hati saat berjalan di antara karang dan pastikan air dalam keadaan surut.

Biasanya sebagian pelancong datang ke sini usai  berpelesir dari Teluk Kiluan. Di dekat sini sih sebenarnya ada pantai lain yaitu Pantai Batu Suluh dengan ciri khas pasir kemerahan. Kalau punya waktu cukup boleh juga mampir. Layak banget!

 

 

INFO
- Belum ada retribusi resmi. Namun terkadang ada penduduk yang menghampiri minta sumbangan. Siapkan dana sekitar Rp 50.000 untuk satu rombongan.
- Sinyal telepon kembang-kempis jadi lupakan saja update terkini di media sosial.
- Perkiraan koordinat GPS pantai ini adalah -5.756253, 105.058481.

Teks & Foto: Dammer Saragih
Comment