MENGENANG PERANG DUNIA II SAMBIL MENIKMATI DANAU SENTANI DARI TUGU MACARTHUR 2017-01-02 00:00

 

Penampakan tugu yang merupakan peninggalan bersejarah Perang Dunia II di tanah Papua ini memang tergolong biasa saja. Berbentuk segilima dengan warna oranye dan hitam serta nggak bisa dibilang tinggi seperti tugu pada umumnya. Tapi selain nilai sejarahnya tinggi, dari halaman tugu ini kita juga dapat menyaksikan keindahan Danau Sentani dengan pulau-pulau kecilnya, matahari terbenam, juga aktivitas di Bandara Sentani. Belum sah ke Jayapura kalau belum ke sini.

 

 

Tugu ini menjadi peringatan datangnya Pasukan Sekutu di wilayah Pasifik tahun 1944. Ya, di areal tugu yang berada di Puncak Ifar Gunung yang masuk dalam Distrik Sentani ini dulunya didirikan Markas Besar Umum Pasukan Sekutu untuk Daerah Pasifik Barat Daya. Perencanaan penyerangan ke Filipina dilakukan dari sini dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur.

 

 

Udara di sekitar sini sangat sejuk karena memang berada di daerah perbukitan. Untuk mencapai tugu ini kita harus melewati jalanan berliku dan menanjak, kira-kira 15 menit dari Bandara Sentani dengan berkendara, atau 1 jam dari Kota Jayapura. Begitu mendekati area, ada pos jaga militer di mana semua pengunjung harus berhenti dan melapor. Yang turun dari mobil cukup satu orang perwakilan saja untuk meninggalkan KTP, tapi sejak dari titik itu sampai tiba di tugu, kaca mobil harus terus dibuka. O ya, masuk ke area tugu ini juga untung-untungan lho! Kalau pas ada latihan tentara, pengunjung nggak boleh masuk. Berita baiknya, nggak ada tiket masuk, hanya bayar parkir.

Kita bebas berfoto-foto dan masuk ke area utama tugu yang diberi pagar. Tentu nggak perlu berlama-lama di situ karena pemandangan yang terlihat di depan mata lebih menggoda. Ya, apa lagi kalau bukan birunya Danau Sentani. Dari halaman tugu, berjalan turunlah sedikit ke area lapang berupa tanah merah di mana Danau Sentani kelihatan tanpa terhalang. Kita juga bisa menyaksikan pesawat lepas landas di sisi danau. Kalau nggak mau turun juga nggak apa-apa, karena di halaman tugu ada bangku-bangku di bawah kerindangan pohon di mana kita bisa duduk santai sambil memandangi danau.

 

 

 

 

Teks & Foto: Mayawati NH
Comment