PANDUAN CERDAS EKSPLOR TAMAN NASIONAL KELIMUTU 2019-07-21 00:00

Sunrise spektakuler di Kelimutu

 

Bagi Anda pemburu matahari terbit, Taman Nasional Kelimutu di Flores NTT tak boleh diabaikan. Momen matahari menyembul di ufuk timur yang berada di balik danau sungguh membuat siapa pun terpesona. Perlahan sinar mentari membuat dua danau di hadapan kita yang tadinya gelap memunculkan warna aslinya yang selalu penuh kejutan. Sementara danau ketiga di arah belakang biasanya baru terlihat saat matahari lebih tinggi dan kabut menyingkir.

 

Taman Nasional Kelimutu seluas 5.356, 50 hektar ini ditetapkan sebagai taman nasional tanggal 10 Oktober 1997. Menempati area perbukitan dan pegunungan dengan puncak tertingginya Gunung Kelibara (1.731 mdpl). Nama Kelimutu sendiri diambil dari Gunung Kelimutu yang memiliki tiga danau (dua bersisian, dan satu lagi berjarak 1,5 km tapi masih sepandangan mata) yang warna airnya berbeda-beda dan berubah-ubah.

 

Ketiga danau ini terbentuk dari aktivitas vulkanik jutaan tahun lalu yang masih berlangsung hingga kini. Itulah yang membuat warna air danau berubah-ubah dan perubahannya nggak bisa diprediksi.

 

TENTANG TIGA DANAU

Danau Kelimutu terkenal sebagai Danau Tiga Warna. Tapi jangan salah mengerti, bukan satu danau dengan 3 warna, melainkan danaunya yang ada 3 di satu lokasi, di Puncak Gunung Kelimutu (1.647 mdpl). Ketiga danau masing-masing ada namanya:

- Tiwu Ata Polo (64 m, 4 ha, aktif), merah kecokelatan (sekarang lebih sering hijau muda keputihan), diyakini sebagai tempat bersemayam arwah orang jahat (tukang tenung). Posisinya paling dekat dari arah bawah.

 

Tiwu Ata Polo saat berwarna merah kecokelatan

 

- Tiwu Nuamuri Koofai (127 m, 5,5 ha, aktif), biru (sekarang hijau muda), tempat berkumpulnya arwah muda-mudi. Paling lengkap terlihat dari tugu pandang tempat pengunjung berkumpul. Dipisahkan hanya oleh tebing tipis dengan Tiwu Ata Polo.

 

Tiwu Nuamuri Koofai dipisahkan hanya oleh tebing tipis dengan Tiwu Ata Polo

 

- Tiwu Ata Mbupu (67 m, 4,5 ha, kurang aktif), putih (sekarang hitam), tempat berkumpulnya arwah orang-orang tua. Letaknya di belakang tugu pandang. Berseberangan dengan dua danau lainnya sekitar 1,5 km. Jika cuaca kurang cerah dan kabut tak mau beranjak, danau ini tak terlihat.

 

LETAKNYA

TN Kelimutu secara administratif berada di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Detsuko, Wolowaru, dan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.

 

Kota gerbang masuknya: Ende atau bisa juga Maumere (ibu kota Kabupaten Sikka, di Flores juga). Karena Desa Moni sebagai base camp menuju Kelimutu terletak di antara Ende dan Maumere.

 

CARA KE KELIMUTU

Via Udara (ke Ende):

- Dari kota asal Anda terbang ke Ende (nama bandaranya: Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman). Penerbangan langsung ada dari Kupang, dengan durasi terbang 1 jam, dan dari Labuan Bajo dengan durasi 50 menit. Jadi kalau dari Jakarta, pilih penerbangan ke Kupang atau Labuan Bajo dulu.

- Dari Ende lanjut perjalanan darat ke Desa Moni, paling mudah tentunya sewa mobil. Perjalanan melewati Trans Flores ini memakan waktu 2 jam. Alternatif lain naik mobil travel (biasanya Avanza).

- Dari Desa Moni ke area parkir kendaraan lokasi wisata Kelimutu 30-45 menit berkendara (tergantung penginapan Anda berada di Moni sebelah mana). Rutenya menanjak, sempit dan berkelok-kelok. O ya, pengunjung bisa sewa mobil maupun ojek untuk ke atas.

- Dari area parkir jalan kaki ke tugu pandang 20-30 menit. Jalurnya mudah, ada anak tangga batu dilanjutkan jalan tanah kering datar, lalu tangga batu lagi.

 

Via Udara (ke Maumere):

- Dari kota asal Anda terbang ke Maumere (nama bandaranya: Bandar Udara Frans Seda). Penerbangan Jakarta ke Maumere biasanya via Denpasar. Dari Denpasar ke Maumere durasi terbang 2 jam 15 menit.

- Dari Maumere lanjut perjalanan darat ke Desa Moni, paling mudah sewa mobil. Memakan waktu 2-2,5 jam. Alternatif lain naik mobil travel. Selanjutnya sama dengan di atas.

 

Via Laut:

Naik kapal penumpang milik PT. Pelni (Persero) dengan layanan KM Umsini dengan rute dari Makassar (Sulawesi Selatan) ke Maumere, atau dari Kupang ke Ende.

 

Baca juga: "Panduan Cerdas Eksplor Taman Nasional Wasur"

 

WAKTU KUNJUNGAN TERBAIK

Juli-September. Cuaca sedang cerah, besar kemungkinan menyaksikan ketiga danau dengan jelas tanpa terhalang kabut.  

 

DURASI IDEAL

Cukup satu hari satu malam.

 

KEGIATAN YANG BISA DILAKUKAN

- MENYAKSIKAN SUNRISE DI PUNCAK KELIMUTU

Supaya keburu melihat sunrisenya di tugu pandang Puncak Kelimutu harus berangkat dari Desa Moni pukul 04.00 pagi. Matahari mulai menguakkan diri sekitar pukul.05.30. Kita akan menyaksikan matahari memburat merah dari ufuk timur, lalu sinarnya menembus ke danau. Kedua danau, Ata Polo dan Nuamuri Koofai langsung terlihat. Sementara untuk melihat Ata Mbupu biasanya harus menunggu hingga 2 jam lebih sampai semua kabutnya terangkat dari tepian kaldera.

 

Sunrise di atas danau.  Momen yang dinanti banyak orang

 

Jika sudah puas berfoto-foto dari areal tugu pandang, turunlah ke bawah (ke rute awal) beberapa ratus meter, lalu di sebelah kiri kita ada tangga. Dari puncak tangga itu kita bisa lebih jelas melihat Ata Polo.

 

- MELIHAT AIR TERJUN, HOT SPRING DAN RUMAH ADAT DI MONI

Ada air terjun Muru Nda’o yang tidak terlalu tinggi. Juga Waturaka Hot Spring. Keduanya bisa jadi alternatif untuk dikunjungi usai dari Kelimutu.

 

Blusukan ke desa-desa sekitar, kita bisa menyaksikan masyarakat menenun dan bisa membelinya di tempat. Ada juga rumah adat. Yang terkenal Rumah Adat Ranggase.

 

Baca juga: "Kadang Dia Hijau, Kadang Merah Membara, Tapi Selalu Menyihir"

 

PENGINAPAN DI DESA MONI ATAU DESA KOANARA

Ada beberapa pilihan, mayoritas berupa lodge atau homestay. Kelimutu Crater Lakes Ecolodge, Hotel Flores Sare, Sao Ria Wisata, Bintang Lodge, Pondok Wisata Hidayah, Pondok Wisata Arwanty, Antoneri Lodge, Kelimutu Moni Lodge dan masih banyak lagi. Harga rata-rata sangat bersahabat. Siapkan bujet mulai Rp200.000 per kamar per malam.

 

TIKET MASUK & JAM OPERASIONAL

Tiket masuk pengunjung hari kerja: Rp5.000/orang (WNI), Rp150.000 (WNA).

Tiket masuk pengunjung hari libur: Rp7.500/orang (WNI), Rp225.000 (WNA).

Tiket mobil: Rp10.000.

 

Jam operasional resmi: pukul 05.00-18.00. Tapi datang lebih pagi demi sunrise biasa dilakukan mayoritas pengunjung.

 

TIPS

- Kenakan celana panjang, jaket, kupluk untuk menahan udara dingin dan angin terutama saat menunggu matahari terbit.

- Bawa senter karena Anda akan mulai berjalan ke tugu pandang dalam suasana gelap.

- Tak perlu membawa bekal makanan karena di tugu pandang ada orang lokal yang berjualan teh, kopi, mie gelasan.
 

Teks: Mayawati NH Foto: Mayawati NH, Priyo Tri Handoyo, Raiyani Muharramah
Comment